Minggu, 16 Oktober 2011

Berbagai Pemikiran Saya Tentang Misteri Illahi

Lama ga update blog, maklum (sok) sibuk :-D
Mumpung hari Jumat (sok religius) pengen sekali mengeluarkan unek2 tentang apa yang terjadi dibalik kejadian di dunia ini. Tapi karena apa yang saya tulis ini mungkih hal yang sensitif sekali jadi sebelumnya perhatikan dulu ketentuan yang saya buat berikut :
Semua yang saya tulis di bawah murni dari pemikiran saya sendiri, jadi apa yang saya tulis ini mungkin tidak ada rujukannya yang valid, saya tidak bertanggung jawab apabila ada yang mengambil tulisan saya ini sebagai sumber informasi. Karena berdasarkan pemikiran saya, mungkin (bisa jadi malah pasti) SALAH. Jadi saya mohon mungkin ada yang lebih berkompeten dengan ilmu ini bisa berbagi atau mengoreksi. Kita berdiskusi disini. :-)
Oke kita mulai saja, sejak kecil saya selalu terpikirkan dengan pertanyaan2 seperti ini :
  1. Apakah takdir manusia bisa diubah? Bukankah takdir manusia sudah ditetapkan sejak ruh manusia diciptakan?
  2. Kenapa kadang orang jahat mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari orang baik? Dimana keadilan ini?
  3. Dan pertanyaan lain yang saya lupa, mungkin kalo inget saya update lagi nanti ;-p
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu saya selalu diskusikan dengan teman-teman dan sampai beberapa tahun belakangan belum bisa memuaskan rasa penasaran ini. Kita tahu kuasa Allah Maha Besar, saya sebagai manusia tidak akan bisa mengetahui rahasia-rahasia-Nya. Dijelaskan seperti apapun tidak akan mengerti karena kemampuan otak manusia mungkin cuma seperti debu di luasnya alam semesta jika dibandingkan dengan ilmu-Nya.
Jadi agar saya bisa memuaskan rasa penasaran itu, saya membuat pemikiran sederhana yang bisa diterima oleh otak saya ini. Oke begini pemikiran saya atas pertanyaan-pertanyaan itu, saya jabarkan satu-satu ya :

1.  Apakah takdir manusia bisa diubah? Bukankah takdir manusia sudah sejak ruh manusia diciptakan?
Hal ini yang kadang bikin manusia ga berusaha, kadang mereka berpikir, "Buat apa aku kerja keras, jika takdirku jadi miskin, ya udah miskin aja". Jadi begini pemikiran saya, Allah itu maha mengetahui, maha mengetahui apa yang sudah dan belum terjadi, bila diibaratkan Allah adalah sutradara dan penulis cerita dari kehidupan kita, semua yang akan kita pikirkan dan akan kita kerjakan saat ini, besok, atau bertahun-tahun kemudian sudah tentu Allah mengetahui, karena itulah Allah bisa menuliskan semua takdir kehidupan kita. Sebagai contoh sebagai manusia tidak lepas dari cobaan, saat Allah menuliskan takdir akan adanya cobaan yang akan kita terima, Allah sudah tahu apa yang akan kita lakukan dalam menyikapi cobaan tersebut, apakah kita akan sabar? Apakah kita akan menghujat-Nya? Apakah kita akan terus istiqomah? Allah tahu itu dan menuliskan takdir kita selanjutnya. Jadi jika saat ini kita semua diberikan suatu cobaan, takdir apa yang kita terima sesudahnya adalah apa yang kita sikapi dari cobaan tersebut, dan itu sudah dituliskan pada takdir kita. Jadi memang benar takdir kita sudah ditulis dengan tinta dan sudah kering, tapi hal itu tergantung pada sikap kita sendiri dalam menjalani hidup ini. Yang penting dalam hidup ini kita harus melakukan hal yang terbaik dan selalu ada dalam jalan-Nya. Masalah hasil apa yang kita terima itu urusan-Nya. Bisa jadi Allah menunda hadiah untuk kita atau mungkin mengganti dengan hal yang lebih baik, kita tidak akan pernah tahu mana yang lebih baik bagi kita. :-)

UPDATE :
Beberapa waktu lalu saya mengikuti sebuah seminar, didalam seminar tersebut juga disinggung sedikit mengenai takdir, apakah ini cara Allah untuk "membereskan" pemikirian saya? Wallahualam.
Jadi menurut pembicara dalam seminar tersebut (maaf lupa namanya), selain takdir ada juga qada, takdir telah dituliskan sejak ruh diciptakan, tetepi takdir ini masi bisa berubah, qada atau ketetapan inilah yang akan terjadi pada kita. Jadi misal kita ditakdirkan pada umur 28 mendapat uang satu milyar, tapi takdir ini belum menjadi qada (ketetapan), bisa juga kita cuman dapat setengahnya atau malah lebih banyak lagi, tergantung bagaimana perbuatan kita. So jangan menyerah atau menyalahkan takdir, selama belum menjadi qada kita masih bisa mengubahnya. ;-)


2. Kenapa kadang orang jahat mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari orang baik? Dimana keadilan ini?
Kalau jawaban ini sudah saya terima saat mendengarkan khotbah jumat bulan puasa kemarin, bahwa Allah itu tidak mau berhutang apapun pada hambaNya. Kita tahu sejahat-jahatnya manusia pasti pernah berbuat baik dan sebaik-baiknya manusia pasti pernah berbuat kesalahan. Jika ada orang jahat yang hidupnya begitu nyaman bisa jadi Allah sedang membalas semua kebaikan yang telah dilakukannya. Sehingga saat orang itu mati kelak, Allah sudah tidak punya hutang apa-apa dan bisa menyiksa habis-habisan. Jadi misal ada koruptor yang hidup begitu nyaman, rumah megah, mobil mewah, meninggalpun enak sekali di Rumah Sakit Singapura dengan tenang, hmmmm tunggu aja apa yang akan dia dapatkan kelak di akherat.
Begitupun dengan orang baik yang hidup begitu susah, mau meninggal begitu menderita mendapatkan sakit yang menyiksa, bisa jadi Allah sedang menghapus dosa-dosanya dengan memberikan cobaan tersebut. Jadi dia bisa pergi ke akhirat dengan "bersih" :-)

Demikian beberapa pemikiran saya, saran saya sih sebaiknya kita ga usah memikirkan hal-hal seperti ini. Terlalu sibuk memikirkan hal seperti ini bisa jadi malah disusupi pemikiran-pemikiran dari setan, Yakinlah Allah maha penyayang bagi hambanya. Apa yang menjadi perintahNya pastilah demi kebaikan kita dan apa yang menjadi laranganNya adalah untuk menjauhkan kita dari hal buruk. Mana yang lebih dicintai Allah, hambanya yang selalu bertanya ini itu saat menerima perintahNya, atau hambaNya yang selalu patuh dan taat dalam menjalankan perintahNya tanpa harus bertanya-tanya karena sudah tahu bahwa hal itu demi kebaikan diri sendiri?? Mari kita putuskan jadi hamba yang bagaimana di hadapanNya^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar